BIR365
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yunus Nusi, mengungkap kriteria
untuk menjadi Sekjen PSSI. Syaratnya, jangan seperti Ratu Tisha Destria.
Posisi Sekjen PSSI tengah lowong akibat ditinggal Ratu Tisha. Sekjen sejak era ketua umum Edy Rahmayadi itu memutuskan mundur dari jabatannya per Senin (13/4/2020).
Yunus Nusi menjelaskan, Sekjen PSSI yang baru nanti diharapkan paham lebih organisasi. Ia bahkan meminta agar tugas Sekjen PSSI yang baru nanti tidak seperti apa yang dilakukan Ratu Tisha.
"Setidaknya, Sekjen harus paham dengan administrasi organisasi dulu, memiliki pengalaman di bidang organisasi, khususnya di persepakbolaan. Sisanya, kan, semua tinggal dipelajari," kata Yunus Nusi.
"Paling tidak memahami tentang keorganisasian, karena Sekjen itu sebenarnya tidak seperti yang saat-saat ini, yang seperti Ratu Tisha," ujarnya menambahkan.
Yunus Nusi menilai, apa yang sudah dikerjakan Tisha sebelumnya, sudah melebihi tugas seorang sekjen. Ia menyoroti pendekatan-pendekatan yang dilakukan Tisha dengan pejabat-pejabat dalam negeri.
Padahal, menurut Yunus Nusi lagi, fokus sekjen cuma mengurus administrasi, mengurus serta menghadiri Kongres, mengelola rekening bank PSSI, hingga mengatur kesekretariatan. Karena melebihi itu semua, masyarakat mengira sekjen menjadi corong utama PSSI.
"Fokus Sekjen itu melaksanakan hasil-hasil kongres, melaksanakan perintah arahan Ketum tentang hasil keputusan Exco. Konsentrasi di kesekretariatan, itu saja," tutur Yunus Nusi, yang juga Ketua Asprov PSSI Kalimantan Timur itu
"Saya juga ingin Sekjen tidak melanglang buana pidato ke sana ke sini, ketemu Menteri, ketemu Presiden. Saya ingin dia konsen di internal, itu kan Sekjen, sama dengan KONI dengan cabang olahraga bulu tangkis, gulat," ucapnya.
Posisi Sekjen PSSI tengah lowong akibat ditinggal Ratu Tisha. Sekjen sejak era ketua umum Edy Rahmayadi itu memutuskan mundur dari jabatannya per Senin (13/4/2020).
Yunus Nusi menjelaskan, Sekjen PSSI yang baru nanti diharapkan paham lebih organisasi. Ia bahkan meminta agar tugas Sekjen PSSI yang baru nanti tidak seperti apa yang dilakukan Ratu Tisha.
"Setidaknya, Sekjen harus paham dengan administrasi organisasi dulu, memiliki pengalaman di bidang organisasi, khususnya di persepakbolaan. Sisanya, kan, semua tinggal dipelajari," kata Yunus Nusi.
"Paling tidak memahami tentang keorganisasian, karena Sekjen itu sebenarnya tidak seperti yang saat-saat ini, yang seperti Ratu Tisha," ujarnya menambahkan.
Yunus Nusi menilai, apa yang sudah dikerjakan Tisha sebelumnya, sudah melebihi tugas seorang sekjen. Ia menyoroti pendekatan-pendekatan yang dilakukan Tisha dengan pejabat-pejabat dalam negeri.
Padahal, menurut Yunus Nusi lagi, fokus sekjen cuma mengurus administrasi, mengurus serta menghadiri Kongres, mengelola rekening bank PSSI, hingga mengatur kesekretariatan. Karena melebihi itu semua, masyarakat mengira sekjen menjadi corong utama PSSI.
"Fokus Sekjen itu melaksanakan hasil-hasil kongres, melaksanakan perintah arahan Ketum tentang hasil keputusan Exco. Konsentrasi di kesekretariatan, itu saja," tutur Yunus Nusi, yang juga Ketua Asprov PSSI Kalimantan Timur itu
"Saya juga ingin Sekjen tidak melanglang buana pidato ke sana ke sini, ketemu Menteri, ketemu Presiden. Saya ingin dia konsen di internal, itu kan Sekjen, sama dengan KONI dengan cabang olahraga bulu tangkis, gulat," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar